Sumenep | SIGAP88 – Disdik Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar pelatihan peningkatan kompetensi kepemimpinan sebagai calon kepala sekolah SD maupun SMP.
Pelatihan peningkatan kompetensi kepemimpinan di ikuti oleh 70 guru yang terlaksana di hotel ASMI, kota Sumenep. Kamis (05/10) kemarin
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep Agus Dwi Saputra melalui Kabid Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Sumenep, Akhmad Fairusi mengatakan, kegiatan tersebut diberikan kepada guru yang sudah memegang sertifikat guru penggerak sekaligus sebagai calon kepala sekolah SD maupun SMP.
“Ini merupakan upaya yang dilaksanakan dalam mengoptimalkan pelaksanaan mengawal penyelenggaraan satuan pendidikan serta program pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di wilayah Kabupaten Sumenep,” ungkap Akhmad Fairusi dalam keterangannya kepada sigap88.com, Jumat (6/10)
Pria yang akrab di sapa Fairus ini menerangkan penyelenggaraan kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi kepemimpinan sekolah, sebagai wujud komitmen dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah untuk peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan di Kabupaten Sumenep.
Sebagai calon kepala sekolah sambung Fairus, harus memiliki kompetensi manajerial, kompetensi teknis dan kompetensi sosial kultural. Karena sosok kepala sekolah dituntut sebagai figur yang menjadi role model bagi peserta didik dan bagi guru yang lain di sekolahnya.
“Seorang kepala sekolah dituntut juga untuk melakukan pembinaan bagi tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan lain sebagainya,” jelasnya
Hal itu merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi tugas tambahan kepala sekolah.
Mantan Humas protokol Pemkab Sumenep ini, menuturkan bahwa, peserta pelatihan itu merupakan guru penggerak angkatan 5 sebanyak 31 guru dan angkatan 7 berjumlah 44 guru.
“Jadi total jumlah dari dua angkatan itu 75 guru penggerak. Tapi, 5 guru sudah diangkat menjadi kepala sekolah. Sehingga hanya tersisa 70 guru yang ikut pelatihan peningkatan kompetensi kepemimpinan sekolah,” paparnya.
Menurutnya, pelatihan bagi guru penggerak sifatnya tidak wajib karena hanya pembekalan atau penambahan ilmu manajerial dan supervisi sebagai bekal nanti diangkat menjadi kepala sekolah. Kegiatan tersebut dengan sistem In-On-In yakni In selama 4 hari, tapi 3 hari berlangsung pada 5 sampai 7 Oktober 2023.
Selanjutnya nanti peserta akan dilanjutkan study ke sekolah-sekolah selama 3 hari. Lalu pada 3 Nopember 2023 mendatang, untuk presentasi hasil study para guru penggerak.
“Untuk study nya kami serahkan semuanya kepada para peserta, dan macam-macam, ada yang ikut di Malang di SD Sabilillah, ada juga di Pamekasan, juga ada yang memilih untuk di Sumenep. Jadi tidak diatur oleh Diknas untuk study tirunya, semoga semuanya maksimal, sebagai bekal menjadi kepala sekolah,” terangnya.