Sumenep | Sigap88 – Pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka mengajar, oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada semua lembaga sekolah baik SD, SMP dan SMA tahun ajaran baru penerapannya sudah di mulai.
Seperti pula di lembaga sekolah yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sehingga Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep gencar melakukan sosialisasi di setiap lembaga pendidikan tingkat Kecamatan.
Hal itu mendapat respon dari Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep Ahmad Suwaifi Qoyyum, penerapan kurikulum baru yang di sebut Kurikulum Merdeka harus berjalan baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh siswa/i.
Maka, diperlukan penerapan yang optimal dan pemahaman bagi para guru pengajar. karena kita tidak menginginkan penerapan kurikulum Merdeka ini hanya sekedar coba coba.
“Kami tidak menginginkan penerapan Kurikulum Merdeka di setiap lembaga sekolah di Kabupaten Sumenep ini hanya asal jalan, sehingga dampaknya adalah terhadap kualitas pendidikan kurang memadai,” kata Suwaifi. Senin (15/08).
Jadi, semua perangkat penunjang pelaksanaan Kurikulum Merdeka harus memadai seperti, pengajarnya, (Guru), alatnya (internet) dan yang lainnya
“Perangkat penunjang jalannya Kurikulum Merdeka merupakan syarat mutlak suksesnya program Kurikulum Merdeka,” ujarnya.
Mengingat, Kabupaten Sumenep yang keberadaannya di ujung timur pulau Madura, tersebar beberapa kepulauan yang sampai saat ini masih ada pulau yang belum terjangkau internet.
“Sehingga diperlukan kajian lebih dalam lagi terhadap pelaksanaan Kurikulum Merdeka, yang kesannya tidak hanya coba coba saja,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra menyampaikan, untuk pelaksanaan Kurikulum Merdeka kami telah melakukan sosialisasi dengan semua kepala Sekolah dan Dewan Guru di setiap Kecamatan.
“Kami melakukan sosialisasi dengan para Kepala Sekolah dan Dewan Guru tentang pelaksanaan Kurikulum Merdeka di tingkat Kecamatan,” kata Kadis Pendidikan Sumenep Agus
Dia mengakui bahwa, masih banyak Sekolah tingkat SD dan SMP yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah Internet.
“Dikarenakan Faktor internet yang kurang memadai di lokasi sekolah maka penerapan Kurikulum tetap memakai Kurikulum K13,” ucapnya.