SUMENEP | Sigap88 – Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Sumenep mencapai 826 pasien yang terdata di 30 Puskesmas dan 4 rumah sakit.
“Sesuai data yang masuk setiap hari ke kami mulai bulan Januari 2024 sampai tanggal 13 Mei jumlah pasien mencapai 826 orang yang tersebar di 30 Puskesmas dan 4 rumah sakit,” kata kepala Dinkes P2KB Sumenep, Ellya Fardasah melalui Kepala Bidang (Kabid) P2P Achmad Syamsuri Kamis (16/95).
Achmad Syamsuri menjelaskan ada 2 puskesmas yang pasien DBD terbanyak.
“Puskesmas terbanyak penderita DBD adalah Puskesmas Bluto dengan 79 pasien dan Puskesmas Saronggi, sebanyak 76 pasien” jelasnya
“Kami dalam setiap hari minta kepada petugas Puskesmas dan rumah sakit untuk updating data,” sambungnya
Syamsuri, mengakui bahwa pihak Puskesmas dari awal telah melakukan antisipasi dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Karena yang paling mengena untuk pencegahan DBD dengan cara sosialisasi
“Kami juga mengefektifkan kerja bakti, bekerja sama dengan lintas sektor (Forpimka) sampai tingkat desa,” tutur Syamsuri.
“Langkah kami, juga mengaktifkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara 3M Plus, serta mengaktifkan Pusling untuk Woro woro di tempat keramaian seperti di Pasar dan yang lainnya,” terangnya.
Selain itu, menggiatkan sosialisasi di Posyandu, Balai desa, Kecamatan, bahkan di tempat perkumpulan ibu ibu, guna memberikan pemahaman kepada masyarakat cara mengantisipasi penyakit DBD.
“Kita harus mulai dari diri kita, atau dari rumah dulu, lalu ke lingkungan sekitar mengaktifkan PSN dan 3M Plus dan menerapkan perilaku bersih dan sehat.,” imbuhnya.
Tindakan akhir, papar Syamsuri dengan cara fogging atau pengasapan di sekitar rumah orang yang terkena DBD.
“Sebelum dilakukan fogging, petugas dari Puskesmas harus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa dengan sasaran 10 rumah ke kanan, ke kiri depan dan belakang yang harus di fogging,” tegasnya.
Dijelaskan Syamsuri, apabila terlalu sering dilakukan fogging, akan membuat kekebalan terhadap nyamuk itu sendiri. “karena fogging hanya membunuh nyamuknya saja, sedangkan jentiknya akan menetas dan menjadi nyamuk,” ucap Syamsuri.
Untuk lebih gencarnya PSN setiap desa ada kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) melalui kader desa untuk memantau dan menganalisa jentik yang ada di lingkungan desa masing masing.
Sedangkan untuk di lembaga sekolah ada Kader UKS untuk memantau jentik yang ada di sekolah.
“Dengan maraknya DBD di wilayah Kabupaten Sumenep, mengajak kepada masyarakat untuk lebih waspada. walaupun saat ini sudah masuk awal kemarau tapi, tidak menutup kemungkinan nyamuk Aedes aegypti tetap ada, karena mungkin masih ada sisa sisa genangan air di sekitar rumah, upayakan menerapkan 3M Plus,” pungkasnya