SUMENEP | Sigap88 – Kepala Bakesbangpol Sumenep Drs Achmad Dzulkarnain mengajak para stakeholder atau para pentahelix untuk bersatu mencegah Radikalisme dan terorisme.
Hal itu disampaikan oleh kepala Bakesbangpol usai menghadiri Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur yang terselenggara di pendopo keraton Sumenep, Rabu (05/06).
Diakui Achmad Dzulkarnain bahwa dalam mencegah radikalisme dan terorisme kita harus bersatu dan berkesinambungan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang paham radikalisme.
Menurutnya, melalui program forum koordinasi sosial dan agama dengan mengambil tema “Gembira Beragama” (Gerakan Muda Bangsa Bernegara Beragama) untuk kebersamaan kita bersama.
“Dengan tema ini kami dapat bersama sama dalam upaya pencegahan faham radikalisme dan terorisme,” kata kepala Achmad Dzulkarnain.
Kebersamaan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme kita harus melalui pendekatan Pentahelix, melalui pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dunia pendidikan, perempuan dan anak
“Jadi, kegiatan ini harus kebersamaan dalam rangka pemberantasan faham radikalisme dan terorisme,” ucapnya.
Karena, kata dia tanpa kebersamaan dengan semua pihak kurang berdampak positif untuk pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Kami tidak mungkin bisa melakukan sendiri tanpa campur tangan semua pihak, maka kami mengajak semua stakeholder untuk bersama sama mencegah faham radikalisme dan terorisme,” tegasnya.
Sementara itu perwakilan dari FKPT Provinsi Jawa Timur Prof Dr Hj Hesti menyampaikan, FKPT mendapatkan mandat dari BNPT untuk membersamai pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Kami berharap partisipasi seluruh komponen masyarakat guna menunjang program pemberantasan radikalisme dan terorisme,” paparnya.
Melalui pendekatan kearifan lokal kata Hesti, sangatlah penting. “Melalui pendekatan kearifan lokal dapat segera diterima oleh masyarakat, untuk mewujudkan daerah yang aman damai,” ujarnya.
“Potensi radikalisme saat ini cenderung menyasar kepada perempuan, anak dan remaja,” jelasnya.
Menurutnya, dengan perkembangan teknologi, sangat berpotensi masuknya radikalisme.
“Kita, harus memberikan edukasi kepada semua dan pihak orang tua harus memantau dengan ketat kepada anak anak, karena anak anak saat ini banyak yang sudah terfokus kepada hp dan di dalam hp tersebut berisi banyak hal seperti faham faham yang mengarah kepada radikalisme,” pungkasnya