Surabaya | SIGAP88 – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, meresmikan Gedung Rawat Jalan dan Kamar Operasi Modular Operating Theatre (MOT) Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur (RSMM Jatim), Selasa (16/1)
Pada peresmian yang berlangsung di RSMM Jatim, di Surabaya tersebut, sekaligus juga dilakukan peluncurkan Aplikasi Si Galon dan Aplikasi DESIS
Gedung rawat jalan terdiri dari lima lantai, yang di dalamnya terdapat 32 ruangan, dan kamar operasi Modular Operating Theatre (MOT) ruang operasi, memiliki fungsi agar operasi atau penanganan pasien rumah sakit berjalan lancar.
Aplikasi Si Galon (Deteksi Gejala Low Vision Sedini Mungkin), merupakan aplikasi yang berguna untuk mendukung program skrining mandiri bagi masyarakat terduga low vision, aplikasi ini berbasis website dan dapat diakses di link https://bit.ly/sigalon-rsmm
Sedangkan Aplikasi DESIS (Digital Eye Strain Information System), merupakan aplikasi untuk mendukung program skrining mandiri bagi masyarakat terduga gangguan ketegangan mata digital, aplikasi ini berbasis website dan dapat diakses melalui link https://bit.ly/desis-rsmm
Gubernur Khofifah menyampaikan, RSMM Jatim memiliki kualifikasi yang sudah sesuai dengan rumah sakit mata tipe B.
“Banyak sekali pasien-pasien dari signifikan person yang bisa mendapatkan layanan dengan sangat baik di rumah sakit ini. Gedungnya sudah baru, kualitasnya terus dibenahi dengan peluncuran aplikasi Si Galon, dan Aplikasi DESIS,” tuturnya.
Oleh karenanya, menurut Gubernur wanita pertama wanita di Jatim ini, dengan adanya gedung baru dan layanan aplikasi skrining ini, diharapkan, semuanya tetap harus terkonfirmasi kepada masyarakat.
“Saya rasa itu akan membawa penguatan image building bagi rumah sakit mata ini, karena menjaga layanan berkualitas, dan kepercayaan masyarakat itu sangat penting,” ujar Khofifah.
Khofifah mengatakan, layanan di RSMM Jatim ini dulu antreannya cukup panjang, namun sekarang sudah mulai terfasilitasi masing-masing pasien dengan jenis layanan yang sesuai dengan spesifikasi yang ada.
“Ini kan lebih banyak memberikan layanan rawat jalan, tempat tidurnya 32 buah. Nanti akan dikembangkan menjadi 40 buah, karena pada dasarnya ini akan memberikan layanan rawat jalan,” kata dia
Dengan diresmikannya gedung baru di RSMM Jatim ini, Khofifah juga mengarahkan Direktur RSMM Jatim, agar mengubah nama RSMM Jatim dengan menggunakan nama tokoh pelopor atau penggerak kesehatan mata di Jawa Timur(Jatim).
“Saya berharap Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur ini namanya diubah, mungkin rumah sakit mata dengan menggunakan nama tokoh yang menjadi inisiator atau penggerak kesehatan mata di Jawa Timur. Barang kali bisa minta izin kepada keluarga untuk bisa digunakan sebagai nama di rumah sakit ini. Karena hal itu bagian dari penguat image building supaya rumah sakit ini lebih dikenal masyarakat,” imbau Khofifah.
Sementara itu, Direktur RSMM Jatim, Eka Basuki Rahmat, menjelaskan, RSMM Jatim memiliki sejumlah 206 pegawai, yang terdiri dari 16 dokter spesialis mata, 1 dokter spesialis dalam, dan 1 dokter spesialis patologi klinis.
Dengan total jumlah pegawai tersebut, Eka menuturkan, RSMM Jatim berupaya penuh memberikan pelayanan terbaik bagi Provinsi Jawa Timur terutama untuk kesehatan mata masyarakat.
“Kunjungan pasien kami tahun 2021 sebesar 45.946, tahun 2022 61.833, Alhamdulillah tahun 2023 kunjungan kami meningkat menjadi 67.738 pasien. Selain itu, kita juga merawat penyakit yang menyebabkan kebutaan seperti penyakit pupil retina, sebanyak 11 ribu kunjungan dalam satu tahun, katarak 11 ribu kunjungan, dan disusul dengan glukoma kurang lebih 9 ribu kasus yang sudah berkunjung ke rumah sakit mata masyarakat di tahun 2023,” papar Eka.
Selain itu, Eka juga menerangkan, RSMM Jatim sebagai pemberi pelayanan kesehatan mata masyarakat juga mengembangkan oftamologi community.
“Kami telah melakukan beberapa skrining di sekolah-sekolah, rumah anak prestasi, bekerja sama dengan Puskesmas, skrining di pondok pesantren. Sehingga kami mengembangkan aplikasi Si Galon dan aplikasi DESIS yang merupakan aplikasi berdasarkan website dengan harapan supaya masyarakat dapat melakukan skrining mandiri untuk mengetahui kondisi apakah mempunyai gangguan kesehatan penglihatan,” terang Eka.
Menanggapi arahan Gubernur Khofifah mengenai pergantian nama rumah sakit, Eka mengatakan, akan menindak lanjuti arahan tersebut dan menargetkan tahun ini sudah berubah nama rumah sakit.
“Bismillah kami akan menindak lanjuti dengan surat dan kami akan berkoordinasi dengan atasan kami yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan dengan organisasi perkumpulan dokter spesialis mata. Hal itu akan dilakukan sesegera mungkin, karena target kami kalau bisa tahun ini sudah berubah nama,” pungkas Eka.