Pamekasan | Sigap88 – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang meresahkan masyarakat terutama para peternak, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur melakukan langkah dengan memastikan hewan ternak yang masuk ke wilayah Kabupaten Pamekasan dalam kondisi sehat.
“Mengantisipasi penyebaran PMK maka langkah yang dilakukan dengan memperketat pengawasan hewan ternak yang masuk ke Pamekasan dengan mengecek kesehatan dan kelengkapan dokumen guna melindungi hewan ternak masyarakat, sebab wabah itu sangat menular kepada hewan lainnya,” kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Minggu (15/05).
Karena, kata dia Kabupaten Pamekasan sampai saat ini, sesuai dengan hasil pantauan semua pihak terutama dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pamekasan, Kabupaten Pamekasan tidak ada hewan yang terjangkit PMK.
Mas Tamam sapaan akrab Bupati Pamekasan menyampaikan, Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular. Gejala yang paling tampak adalah demam, blister di mulut dan kaki hewan ternak, dan air liur kental. “Hewan ternak yang bisa terkena wabah PMK antara lain sapi, kerbau, unta, kambing, domba, rusa, dan babi,” ucap Mas Tamam.
“Apabila virus PMK menyerang hewan ternak yang masih muda akan berakibat sangat serius dan menimbulkan kerugian produksi yang sangat tinggi,” jelasnya
Selain itu, langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi penularan PMK dilakukan pula, penyemprotan disinfektan terhadap mobil pengangkut hewan ternak dan kandang hewan milik sebagian masyarakat Pamekasan sebagai upaya melindungi kesehatan hewan ternak. Mengingat, wabah ini marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Tidak tanggung tanggung, Pemkab Pamekasan melakukan penyemprotan disinfektan di rumah potong dan seluruh kandang dan mobil angkut hewan ternak
untuk meningkatkan biosafety dan biosecurity.
“Saat ini Pemkab Pamekasan tidak menerima hewan ternak dari beberapa daerah yang sekarang terdeteksi wabah PMK, diantaranya Rembang, Boyolali, Banjarnegara, dan Wonosobo, serta sejumlah daerah di Jawa Timur untuk memastikan kondisi hewan ternak masyarakatnya sehat,” terangnya
Ditegaskan pula oleh Mas Tamam, hewan yang terjangkit PMK tidak membahayakan kepada manusia. Daging dari hewan tersebut aman untuk dikonsumsi dengan tata cara memasak yang tepat.
“Masyarat tidak perlu kawatir, dipastikan daging hewan ternak yang dari RPH Pamekasan tidak menerima hewan ternak yang terjangkit PMK dengan memperketat pengawasan,” tegasnya.