Surabaya | SIGAP88 – Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) telah menjadi ajang tahunan di Kota Pahlawan.
Kendati sempat vakum selama 3 tahun akibat pandemi Covid-19, event tersebut kembali digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di tahun 2023.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa pemkot berencana mendaftarkan SCCIFAF ke dalam Kharisma Event Nusantara (KEN). Keinginan itu didasari karena ingin mengembangkan event tersebut agar lebih luas seperti halnya Festival Rujak Uleg.
“Yang kita daftarkan ada Festival Rujak, yang sudah masuk. Terus Parade Bunga dan Insyaallah Cross Culture ini,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (21/7)
Eri Cahyadi juga mengakui, bahwa delegasi yang ikut dalam Surabaya Cross Culture di tahun 2023 ini tidak sebanyak dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan SCCIFAF sempat terhenti 3 tahun karena adanya pandemi Covid-19.
“Kalau kemarin (sebelum pandemi-red) yang ikut banyak, tapi setelah pandemi belum banyak delegasi yang datang di Surabaya. Mungkin insyaallah setelah tahun depan kita daftarkan bisa masuk KEN seperti Rujak Uleg,” terang Eri
Melalui event SCCIFAF ini, Eri menyatakan ingin menunjukan budaya Surabaya kepada para delegasi yang berasal dari berbagai daerah dan mancanegara. Karena menurutnya, Surabaya ini memiliki banyak budaya tarian dengan berbagai ragam.
“Setelah itu saya ingin menunjukkan bahwa Surabaya ini punya talenta yang mulai dari anak kecil hingga dewasa. Dan yang terpenting adalah ketika kita tampil bersama dengan seluruh delegasi dari luar negeri, maka Surabaya juga punya kemampuan untuk itu,” papar dia
Eri menambahkan, jika Surabaya juga mendapatkan permintaan untuk mengirimkan delegasinya agar tampil di Negara Uzbekistan dan India.
Hal tersebut menunjukkan jika budaya seni asal Kota Surabaya ini juga diakui oleh negara-negara lain.
“Jadi mereka betul-betul merasa budaya Surabaya ini juga bisa tampil di luar sana. Bahkan dari Kochi Jepang, itu juga minta kita (Surabaya-) tampil di sana,” ungkap Eri
Saat ditanya tarian seperti apa yang akan ditampilkan ke luar negeri, Wali Kota Surabaya itu menyebut, seperti di antaranya Tari Remo, Gito Maron dan sebagainya. Namun, kata Eri, tarian yang akan ditampilkan ke luar negeri tentu ada modifikasinya.
“Tapi saya ada bangganya ketika semua budaya seni yang kita tampilan menarik dari pihak luar negeri untuk diajak kita berkolaborasi di sana. Berarti mengakui, tarian kita, budaya kita juga Alhamdulillah nyaman, enak dilihat dan filosofi – filosofinya ada,” pungkasnya. (*)