KHAN YUNIS | SIGAP88 – Badan Pengungsi PBB untuk Palestina mengatakan air kini menjadi “masalah hidup dan mati” bagi orang-orang di Jalur Gaza setelah Israel menghentikan pasokan air mereka.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan pada hari Sabtu bahwa lebih dari dua juta orang kini berada dalam risiko karena kehabisan air.
“Ini sudah menjadi masalah hidup dan mati. Ini adalah suatu keharusan: bahan bakar harus dikirim sekarang ke Gaza agar air tersedia bagi dua juta orang,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini melansir Aljazeera, Sabtu, (14/10/2023)
“Bahkan, tidak ada pasokan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza selama seminggu ini”,kata Lazzarini
Lazzarini menyebut, air bersih hampir habis di Jalur Gaza karena pabrik air dan jaringan air umum berhenti berfungsi. Warga Palestina kini terpaksa menggunakan air kotor dari sumur, sehingga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Tak hanya itu Israel juga telah memberlakukan pemadaman listrik di Gaza sejak Rabu,(11/10) yang berdampak pada pasokan air.
Sementara itu, ribuan orang telah pindah dari Gaza utara setelah Israel memerintahkan mereka untuk melakukan hal tersebut di tengah serangan udaranya, sesuatu yang oleh PBB disebut “tidak mungkin”. Hampir satu juta orang telah mengungsi sejak pekan lalu.
“Kita perlu mengirimkan bahan bakar ke Gaza sekarang. Bahan bakar adalah satu-satunya cara bagi masyarakat untuk mendapatkan air minum yang aman. Jika tidak, banyak orang akan meninggal karena dehidrasi parah, termasuk anak-anak, orang tua, dan wanita. Air kini menjadi sumber kehidupan terakhir yang tersisa. Saya memohon agar pengepungan terhadap bantuan kemanusiaan segera dicabut,” tambah Lazzarini.
Jumat lalu, kelompok bersenjata Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang. Israel kemudian mulai menggempur daerah Gaza, menjatuhkan ribuan bom yang telah menewaskan sedikitnya 2.215 warga Palestina.
UNRWA juga mengatakan tempat penampungannya di Gaza tidak lagi aman, sesuatu yang disebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Perang punya aturan. Warga sipil, rumah sakit, sekolah, klinik, dan gedung PBB tidak bisa menjadi sasaran. UNRWA tidak melakukan upaya apa pun untuk melakukan advokasi kepada pihak-pihak yang terlibat konflik untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil termasuk mereka yang mencari perlindungan di tempat penampungan UNRWA,” katanya.
“Perang ini tidak terkecuali. Perlindungan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil termasuk gedung-gedung PBB juga berlaku dalam konflik ini.” sambungnya
Berbagai upaya sedang dilakukan oleh berbagai organisasi dan pemerintah untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada banyak orang, termasuk ratusan ribu anak-anak, yang sangat membutuhkannya.