SUMENEP | Sigap88 – Menteri kelautan dan perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan ke Kabupaten Sumenep, Madura langsung menuju ke tempat wisata kesehatan pulau Gili Iyang yang mempunyai kandungan oksigen nomer 2 setelah Yordania.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten ujung timur Madura, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono selain menikmati kemurnian oksigen juga melakukan serap aspirasi dengan masyarakat kepulauan Gili Iyang.
Kunjungan Kementeri Kelautan dan Perikanan (KKP) di dampingi oleh Plt Dirjen pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Dr. Pung Nugroho Sasono, Dirjen Perikanan Tangkap TB Haeru Rahayu, Direktur Badan Layanan Usaha lembaga pengelola modal usaha kelautan dan perikanan I Nengah Putra Winata.
Turut hadir pula Bupati Sumenep, Kapolres Sumenep, Dandim Sumenep, Asisten Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Perkimhub Sumenep, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten.
“Saya akui bahwa udara atau oksigen yang ada di Gili Iyang ini sangat bagus, terbukti saya dan rombongan pada malam hari tidur di alam bebas di titik O oksigen tidak merasakan masuk angin, dan kami semua memang merasakan udaranya sangat segar,” kata Wahyu Trenggono. Rabu (03/07).
Wahyu juga menghimbau kepada pemerintah daerah bersama masyarakat Pulau Gili Iyang, benar-benar menjaga kualitas udara sebagai anugerah kekayaan alam yang luar biasa, supaya kandungan kadar oksigennya tetap bertahan untuk objek wisata utamanya kesehatan.
“Anugerah luar biasa pulau oksigen ini hendaknya tetap bertahan, sehingga ada proteksi sekaligus membuka akses seluas-luasnya agar masyarakat berkunjung ke pulau itu,” ungkapnya
Bahkan dalam kesempatan tersebut Wahyu Trenggono bercengkrama dengan masyarakat sekitar sambil melakukan serap aspirasi guna mengetahui apa kemauan masyarakat
“Saya akan mendukung kemauan masyarakat untuk mengembangkan pulau oksigen Gili iyang,” tegasnya
Yang sangat diprioritaskan untuk pengembangan, menurut Wahyu Trenggono adalah dermaga penyeberangan.
“Dermaga sangat penting bagi masyarakat pulau Gili Iyang mengingat pekerjaannya nelayan. Selain untuk mempermudah akses kunjungan wisata juga berguna bagi masyarakat nelayan,” jelasnya.
Guna merealisasikan keinginan masyarakat, dilakukan survei lapangan untuk memastikan penyelesaian pembangunan dermaga.
“Survei bisa dilakukan paling lambat pertengahan Desember 2024, karena kalau melebihi bulan itu menimbulkan masalah,” tuturnya.
Terpisah, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, mengungkapkan kebahagiaannya karena Menteri KKP berkenan berkunjung ke Pulau Gili Iyang
“Pulau Gil Iyang yang masuk Kecamatan Dungkek, mempunyai luas wilayah kurang lebih 10,4 km2 dengan populasi penduduk 7.000 jiwa dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan,” kata Achmad Fauzi
Menurutnya, Kabupaten Sumenep, memiliki potensi laut yang besar karena didukung oleh luas wilayah yang sebagian besar adalah lautan.
“Dengan luas lautan yang sangat besar, tentu sektor perikanan menjadi salah satu penyumbang PDRB terbesar, yaitu 16,6% walaupun dalam gambaran PDRB perikanan menjadi sub bagian biasanya yang muncul dari sektor pertanian, di sektor pertanian muncul salah satunya sektor perikanan,” ungkap Bupati Fauzi
Selain itu, sektor perikanan di Sumenep pertahun yang tercatat kurang lebih 44 ribu ton, di sektor budidaya rumput laut sebenarnya lebih besar hampir mencapai 750 ribu ton atau setara dengan 3,5 triliun, dan sektor budidaya pemberdayaan kurang lebih 500 milyar.
“Dengan luas wilayah yang berdampingan dengan kabupaten kota di luar Sumenep, maka pendistribusian ikan tidak ke daratan Sumenep,” jelasnya.
“Jadi semisal 44 ribu ton, yang tercatat di kabupaten Sumenep, biasanya langsung dibawa ke Kalimantan, Benoa Bali, Banyuwangi, Probolinggo dan Situbondo maka tercatatnya di sana,” tutupnya.