SUMENEP | Sigap88 – Dua dermaga yang berada di pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang dinilai kurang manfaat. Hal itu diungkapkan H Masdawi legislator asal Demokrat dari Dapil VI.
“Dua dermaga yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 60 milyar pada tahun 2020 salah posisi” kata Masdawi, Jumat(22/12)
Pasalnya imbuh Masdawi, sesuai dengan spesifikasi yang telah di sepakati oleh Dinas perhubungan(Dishub) Provinsi Jatim dan tokoh masyarakat Gili Iyang pembangunan dermaga pelabuhan untuk Gili Iyang seharusnya ada di sebelah barat pulau oksigen.
“Dermaga Gili Iyang salah posisi dan tidak sesuai dengan perencanaan awal saat Gubernur masih di jabat oleh Pak De Karwo,” ungkap Masdawi
Meski demikian, pihak pelaku yang ada di Kabupaten Sumenep tetap membangun dermaga dititik koordinat saat ini, walaupun tidak sesuai dengan perencanaan awal
“Ini fakta bahwa, pejabat pusat dan provinsi serta kabupaten setiap datang ke Gili Iyang perahunya tidak bisa sandar ke dermaga,” jelasnya.
Mantan Kepala Desa Banra’as kepulauan Gili Iyang ini menambahkan dermaga yang berdiri kokoh tidak tepat sasaran, tidak tepat fungsi.
“Penempatan dermaga tersebut penempatannya salah dari alur ombak dan arah angin,” jelasnya.
Setidaknya, sambung Masdawi para pelaku harus ada koordinasi dengan masyarakat setempat posisi mana yang tepat untuk di bangun dermaga.
“Keterlibatan masyarakat sangat penting, karena masyarakat lebih tahu kondisi alam di gili iyang,” terangnya.
Awalnya, ungkap politisi partai Demokrat ini menegaskan bahwa, perencanaan awal titik koordinat pelabuhan akan diletakkan di sebelah barat pulau oksigen.
Pertimbangannya, arah angin selama 9 bulan dari arah timur, angin barat hanya berlaku 2 sampai 3 bulan dan angin selatan sewaktu waktu.
“Jadi dititik koordinat tersebut apabila di bangun dermaga sangat aman dan dapat di manfaatkan oleh perahu kecil milik masyarakat dan perahu besar,” paparnya.
Sekarang yang di butuhkan masyarakat baik masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang ke pulau oksigen Gili Iyang bisa berlabuh langsung ke dermaga.
“Harus ada dermaga baru sesuai perencanaan awal dan saya siap bertanggung jawab kalau hal itu salah posisi,” tegasnya
Setidaknya kata Masdawi, setiap hendak melaksanakan pembangunan sebaiknya melibatkan warga setempat untuk melakukan survei, karena orang pribumi yang lebih paham dan tahu wilayah.
“Manfaat dan penggunaannya dermaga tersebut bukan untuk kapal besar, akan tetapi perahu kecil bisa merasakan manfaat dermaga tersebut yang biayanya dari masyarakat melalui pajak,” tuturnya.
“Saat ini dermaga Gili Iyang dan Dungkek hanya bisa dimanfaatkan untuk berselfi. Dermaga Dungkek posisinya salah karena palungnya (tempat jalan perahu) di buat tempat dermaga karena alur tersebut tempat keluar masuk perahu,” imbuhnya.
Bahkan saat perencanaan pembuatan dermaga DPRD tidak di libatkan.
“Kami sebagai wakil rakyat tidak dilibatkan dalam pembangunan tersebut dan kami menganggap dua dermaga itu tidak efektif,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, dua dermaga pelabuhan, Dungkek dan Gili Iyang belum lama ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Dua dermaga pelabuhan itu mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 60 Miliar dari Pemprov Jatim