Pamekasan | Sigap88 – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur Baddrut Tamam mengapresiasi kegigihan para Wira Usaha Baru (WUB) dalam mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar.
“Dengan usaha ini dapat mengembangkan ekonomi keluarga, dan dengan mampu merekrut tenaga lokal dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ungkap Bupati Baddrut Tamam.
Peningkatan ekonomi masyarakat semakin meningkat melalui program prioritas Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam melalui Wira Usaha Baru (WUB).
Salah satu pengusaha songkok batik, Imam Syafi’e warga Desa Rek kerrek, Kecamatan Palengaan yang beberapa waktu lalu telah mengikuti pelatihan melalui program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan.
Imam Syafi’e yang merupakan salah satu WUB yang telah mendapat pelatihan dalam mengembangkan usahanya, yang hasilnya dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.
“Dari hasil pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan melalui program prioritasnya, usaha kami semakin berkembang berupa produksi songkok batik yang merambah pasar Nasional,” kata Imam Syafi’e. Rabu (20/07).
Sebelumnya, kata Imam saat ditemui oleh awak Media, sebelum mengikuti pelatihan WUB dirinya memang mempunya basic kemampuan menjahit. Dan mendapat kesempatan ikut pelatihan usaha gagasan Bupati Baddrut Tamam selama 15 hari utusan Pemerintah Desa (Pemdes) Rek Kerek.
“Dari hasil pelatihan tersebut, kami semakin menekuni menjahit membuat songkok dan lainnya, dan hasilnya saat ini permintaan pasar semakin besar,” ujarnya
Menurutnya, perkembangan pemasaran hasil karyanya mampu menembus pasar selain pasar di lokal Madura, akan tetapi mampu menembus pasar sampai ke Jember Bandung bahkan ke Kalimantan.
“Perkembangan pasar ini tidak lepas dari strategi marketing yang juga dibantu oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten,” terangnya.
Produksi songkok dalam setiap harinya mampu memproduksi 20 songkok dengan kapasitas lima tenaga kerja lokal Desa Rek Kerrek.
Produksi songkok batik kami tetap memakai bahan baku dari lokal sendiri yaitu, batik Nong Tangis yang produksi dari Desa Rek kerek yang hampir punah. “Kami memakai bahan baku lokal yaitu batik Nong Tangis agar batik tersebut tidak punah, dan produksi songkok batik kami di beri nama SEJAHTERA,” tegasnya.