SUMENEP | SIGAP88 – Dinkes P2KB Sumenep melakukan sosialisasi penginputan dan penguatan serta penggunaan sistem elektronik dalam pencatatan dan pelaporan hasil layanan imunisasi pada fasilitas pelayanan kesehatan primer melalui Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK)Rabu (07/02)
Dalam giat sosialisasi itu, petugas imunisasi di tingkat puskesmas harus dapat memahami aplikasi ASIK, memahami kendala dan solusinya dalam penggunaan ASIK serta dapat melakukan input data hasil layanan imunisasi ke dalam ASIK.
Acara yang di ikuti oleh Kepala Puskesmas dan Bidan serta petugas kesehatan ini, dihadiri pula oleh perwakilan dari Unicef Aditya, Sekretaris Dinkes Sumenep, Kepala Bidang (Kabid) P2P Dinkes Sumenep.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) kabupaten Sumenep Agustiono Sulasno melalui Sekretaris Dinkes P2KB Slamet Boedihardjo menyampaikan, secara manual pencapaian sub PIN Polio di Kabupaten Sumenep sudah melebihi dari target nasional untuk tahap pertama.
“Riilnya, pencapaian sub PIN Polio di Kabupaten Sumenep tahap pertama mencapai 106 persen secara manual,” kata Slamet Boedihardjo.
Sementara itu, Kabid P2P Sumenep Achmad Syamsuri membenarkan apa yang disampaikan oleh Sekdis bahwa secara riil di lapangan pencapaian sub PIN Polio melebihi target Nasional pada tahap pertama.
“Pencapaian Sub PIN Polio secara manual sudah mencapai 106 persen, akan tetapi yang masuk ke aplikasi ASIK hanya 48 persen,” ungkapnya
Maka dari itu, kata Syamsuri, perlunya pemantapan penggunaan aplikasi ASIK kepada para bidan desa dan kepala Puskesmas dalam meminimalisir kesenjangan angka antara data manual dan ASIK
“Saat ini kami melakukan sosialisasi On The Job Training (OJT) kepada Bidan, Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan,” ujar Syamsuri
Hal itu sambung Syamsuri, untuk meminimalisir kesenjangan angka dari angka cakupan imunisasi baik Sub PIN yang dilaksanakan di tahun 2024.
“OJT ini bertujuan memberikan petunjuk pentingnya ASIk, agar kegiatan yang berhubungan dengan imunisasi langsung di input melalui ASIK,” jelasnya
Diakui oleh Syamsuri bahwa, pencapaian Imunisasi secara manual tertinggi di empat Kabupaten di Madura, tapi di aplikasi ASIK hanya mencapai kisaran 48 persen.
“Kendala di lapangan perbedaan capaian manual dengan ASIk dikarenakan, saat dilakukan sub PIN Polio pihak orang tua tidak membawa data KK dan lemahnya jaringan internet,” terangnya.
“Kami tetap berusaha untuk mensinkronkan data manual dan ASIK melalui by NIK dan by name guna masuk ke ASIK,” pungkasnya