SURABAYA | SIGAP88 – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Timur kembali memberangkatkan Tim Kas Keliling Kepulauan 3T (terdepan, terluar dan terpencil) menuju tiga pulau (Bawean, Kangean dan Sapeken). Kegiatan yang bekerjasama dengan TNI AL diberangkatkan dari Dermaga Ujung Koarmada II di Surabaya, Selasa (28/11/2023).
Tim yang beranggotakan 29 peserta serta kru KRI Surabaya 591 dilepas langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto bersama Kepala Staf Armada II, Kepala Staf Komando Armada II (Kaskoarmada II) Laksma TNI Isswarto, M.Tr.Opsla., CHRMP.,
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pimpinan KPwBI Prov. Jatim meliputi, Rizky E. Wimanda, Muslimin Anwar bersama Kepala KPwBI Malang Samsun Hadi, Kepala KPwBI Kediri Moch. Choirur Rofiq, Kepala KPwBI Jember Gunawan, Kepala KPwBI Prov. NTB Berry Arifsyah Harahap, Kepala KPwBI Prov. Bali yang diwakili oleh Agus Sistyo Widjajati.
TNI AL turut hadir Letkol Laut (P) Iwan Hendra Susilo, S.T., M.Tr.Opsla, Pabanops Koarmada II Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis, S.T., Komandan KRI Surabaya –591 serta sejumlah Pimpinan Wilayah Bank di Jawa Timur, yakni dari BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, BPD Jatim, BCA, Danamon, CIMB Niaga, Permata dan BSI.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini adalah untuk kesekian kalinya, setidaknya Bank Indonesia bersama TNI AL telah melakukan kegiatan serupa lebih dari 92 kali dan menjangkau lebih dari 400 Pulau.
“Namun untuk kegiatan kali ini untuk pertama kalinya Bank Indonesia juga melibatkan Duta CBP (Cinta Bangga Paham Rupiah). Mereka akan bertugas melakukan literasi dan edukasi pada masyarakat tentang cinta pada Rupiah,” katanya.
Dikatakannya, Rupiah adalah identitas dan simbol kedaulatan negara. BI konsisten menjaga kualitas uang dengan menarik uang lusuh dan menggantinya dengan uang baru atau layak edar. Namun tugas tersebut tidaklah mudah, karena kondisi geografis dan banyak keterbatasan sarana infrastruktur, BI kerap menghadapi banyak tantangan terlebih Indonesia memiliki ribuan pulau yang dimiliki. “Menggandeng TNI AL adalah solusi menghadapi beragam tantangan tersebut,” ujarnya.
Tantangan lain, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat. Terbukti masih banyak masyarakat yang meilipat dan mensteples uang yang membuat uang cepat rusak. Serta masih banyak juga masyarakat yang menggunakan mata uang asing selain rupiah untuk bertransaksi.
Kas keliling kepulauan 3T adalah bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan uang layak edar yang dirangkaikan dengan pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), serta edukasi CBP Rupiah bagi masyarakat khususnya di daerah 3T. Kegiatan berlangsung dari tanggal 28 November hingga 2 Desember 2023.
Bandoe mengakui, hadirnya kegiatan ini disambut dengan bahagia oleh masyarakat. Mereka juga sangat bersyukur serta menyambut baik adanya kegiatan ini. “Karena adanya Kas Keliling di 3T ini, uang rusak dan lusuh yang mereka simpan bisa terselematkan,” katanya.
Jumlah seluruh modal kerja penukaran pada kegaiatan ini sebanyak Rp 6,2 miliar yang terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sebesar Rp 3 miliar dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp 3,2 miliar.
Lebih lanjut Bandoe menerangkan, berdasarkan UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah, yang meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan serta pemusnahan uang rupiah. Pengelolaan uang rupiah juga merupakan salah satu tugas Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas nilai Rupiah.
Dalam pengelolaan uang rupiah termasuk didalamnya pengedaran uang, Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas serta layak edar.
Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah diseluruh NKRI merupakan hal sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena Rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi Rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang (sebagai reminder kasus hilangnya dua pulau, Sipadan dan Ligitan).
Kepala Staf Armada II, Kepala Staf Komando Armada II (Kaskoarmada II) Laksma TNI Isswarto, M.Tr.Opsla., CHRMP., mengatakan, Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan negara yang wajib dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesia.
“Dengan menggunakan Rupiah pada setiap transaksi, maka kita sudah ikut membantu menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah dan membangun kepercayaan dunia pada Rupiah,” terangnya.
TNI AL merasa terhormat dan terpanggil untuk menjaga simbol negara ini. Karena keterlibatannya juga sebagai upaya menjaga kedaulatan negara. “Tentunya kita masih ingat bagaimana lepasnya dua Pulau Sipadan dan Ligitan. Yang ternyata itu soal masalah kecintaan pada mata uang rupiah,” terangnya(*)