Sumenep | Sigap88 – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep menilai bahwa sosialisasi tentang rokok ilegal yang dilakukan Satpol PP hanya formalitas untuk menghabiskan anggaran saja.
Bagaimana tidak sampai saat ini sosialisasi yang merupakan kegiatan setiap tahun tidak berdampak sama sekali, bahkan peredaran rokok ilegal justru semakin marak.
“Kegiatan sosialisasi untuk mencegah maraknya peredaran rokok ilegal justru tidak berdampak sama sekali, hanya menghabiskan anggaran negara saja,” kata Suroyo, yang merupakan sekretaris komisi I DPRD Sumenep. Kamis (10/08).
Bahkan, kegiatan sosialiasi itu hanya sebatas rutinitas tahunan untuk menghabiskan anggaran negara yang dikucurkan lewat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT). Sehingga, di tahun berikutnya bisa mendapatkan kucuran dana lebih.
Seharusnya kata dia, sebelum melakukan kegiatan harus dilihat output dan outcomenya. Sehingga, anggaran yang digunakan menjadi tepat sasaran. “Di perencanaan kegiatan harus jelas outcomenya. Kegiatan itu memiliki dampak atau tidak,” jelasnya.
Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan, kegiatan yang digelar itu tidak hanya sekadar untuk mengejar point belaka, untuk menarget anggaran. “Jadi, jangan hanya sebatas rutin dan kejar anggaran saja,” paparnya.
“Kami lihat sosialisasinya kok seremonial belaka. Ini perlu dipikirkan ulang. Anggarannya pun harus dipertanyakan,” tegasnya.
Sedangkan, Kepala Satpol PP Sumenep Laily Maulidy saat kegiatan FGD yang dilaksanakan oleh AMOS menjelaskan, kami melakukan sosialisasi sudah sesuai dengan petunjuk dan peruntukannya.
Seperti, sosialisasi dengan mengumpulkan massa, melalui media dan melalui budaya yang kami lakukan sosialisasi melalui pagelaran topeng pada waktu lalu.
“Saya hanya berpatokan kepada aturan yang ada,” terangnya.
Dirinya juga mengakui bahwa kegiatan sosialisasi yang kami lakukan sesuai dengan aturan dan untuk mempertahankan poin agar anggarannya tidak turun lagi seperti tahun tahun kemarin.