Sumenep | Sigap88 – Penerapan kurikulum merdeka dituntut para dewan guru untuk memberikan arahan kepada siswanya agar menjadi pribadi yang mandiri dengan penerapan kegiatan Penguatan projek profil pelajar Pancasila (P5).

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh siswa/i SDN Sapeken IV dan bertepatan dengan adanya fenomena yang sering terjadi ditengah tengah masyarakat khususnya di Kecamatan Sapeken yang umumnya letak geografisnya sangat jauh dari ibu kota Kabupaten Sumenep.

Sehingga di waktu-waktu tertentu seringkali terjadi kelangkaan LPG ukuran 3kg yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk keberlangsungan hidup. Sehingga dapat memunculkan sedikit ide atau gagasan yang mampu memberikan sedikit alternatif dan solusi yaitu untuk menciptakan alat atau bahan pengganti dari LPG 3kg tersebut

Baca Juga  Pemkab Sumenep Terus Benahi RSUD Abuya Kangean jadi Rumah Sakit Representatif

“Dengan adanya fenomena itu, kami berinisiatif untuk menciptakan sebuah kompor yang bukan berbahan bakar LPG, namun kompor ini berbahan bakar oli bekas atau minyak goreng bekas sebagai alternatif dan solusinya”. Kata Kepala sekolah SDN Sapeken IV Mastuki, saat dimintai keterangan terkait Inovasi yang dilakukan oleh anak didiknya. Senin (26/06).

Menurut Mastuki, SDN Sapeken IV sampai saat ini masih dalam taraf mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada kegiatan P5, sehingga masih konsen bagaimana menjaga lingkungan hidup yang bebas dari sampah organic maupun non organic dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Receycle)

Advertisement

“Jadi kami disini juga memilih penggunaan ulang/ memanfaatkan kembali barang barang bekas, besi bekas, oli bekas, dan minyak goreng bekas dengan sedikit sentuhan blower bekas yang masih bisa digunakan, dan barang-barang bekas yang kami sebutkan tadi bisa di dapatkan di lingkungan sekitar kita”. Terangnya

Baca Juga  KPU Sumenep Deklarasi Kampanye Damai dan Doa Bersama

Kemudian untuk bahannya sendiri terdiri dari, pipa bekas, tabung bekas prion dipotong dua, pipa bekas kompor gas yang rusak, cop pentil ban sepeda motor bekas, kran kecil ukuran satu per empat untuk pengaturan oli bekas, toples plastic bekas permen, kaleng bekas biscuit kecil, tungku bekas kompor gas, oli atau minyak goreng bekas, semen 2 kg, pasir secukupnya, dan yang terakhir Blower

“Bahan-bahan itu selanjutnya siswa/i merakit sampai selesai hingga tercipta alat pengganti tabung LPG, dan untuk tahapannya kita wajib melakukan uji coba terlebih dahulu, untuk memastikan sudah layak atau tidak”. Terangnya

Baca Juga  Ratusan Milenial Sahabat Mas Bari Siap Menangkan Paslon Kharisma di Pilkada 2024

Mastuki juga berharap, dengan memanfaatkan barang bekas tersebut akan mampu mengurangi pencemaran lingkungan, mampu sedikit menjawab dan sebagai alternatif terhadap kelangkaan LPG diwaktu tertentu, serta masyarakat bisa sedikit teredukasi tentang pemanfaatan barang-barang tersebut.

“Harapan kami tentunya agar lingkungan sekitar kita lebih bersih dan nyaman, serta bisa memberi alternatif sekaligus menjadi solusi untuk kemudian memberi nilai ekonomis ditengah tengah masyarakat”. Harapnya.

“Karya anak bangsa ini perlu dukungan semua pihak sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama masyarakat Kecamatan Sapeken yang letak geografisnya berada di kepulauan,” pungkasnya.

sigap88.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE