Prof. Dr. Nyilo Purnami, dr., Sp.THTBKL., Subsp.N.O (K)., FICS., FISCM saat melakukan skrining pendengaran pada bayi

SUMENEP | SIGAP88 – Upaya meningkatkan deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi kembali digencarkan melalui kegiatan Pelayanan Kesehatan Bergerak (Yankes Bergerak) di wilayah kepulauan.

Tim dokter spesialis THT dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya melaksanakan skrining pendengaran di beberapa titik pelayanan kesehatan di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep.

Dokter spesialis THT RSUD Dr. Soetomo, Prof. Dr. Nyilo Purnami, dr., Sp.THTBKL., Subsp.N.O (K)., FICS., FISCM, mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi, tercatat 131 bayi telah mendapatkan layanan.

“Seharusnya jumlahnya bisa lebih banyak. Namun, karena sempat terkendala cuaca hujan yang melanda wilayah Kangean, sebagian orang tua tidak dapat membawa bayinya ke lokasi pelayanan, sehingga hanya 131 bayi yang berhasil menjalani pemeriksaan fungsi pendengaran,” katanya, Rabu (22/10/2025)

Prof Nyilo bersyukur dapat turut serta dalam kegiatan pelayanan kesehatan bergerak ini. Lebih lanjut dikatakannya, tingginya antusiasme warga menandakan jika kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan fungsi pendengaran sejak dini sangat baik.

Baca Juga  RSUD Abuya Kangean Sangat Membutuhkan Bank Darah

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini menjadi bagian penting dalam memastikan setiap bayi, terutama di wilayah terpencil, masyarakat memperoleh hak yang sama untuk menjalani pemeriksaan fungsi pendengaran sejak dini. Dari total 131 bayi yang diperiksa, sebanyak 8 bayi menunjukkan hasil refer/refer atau memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan adanya gangguan pendengaran.

Dari hasil evaluasi, bayi yang terdeteksi memerlukan pemeriksaan lanjutan memiliki rentang usia antara 18 hari hingga 10 bulan.

Beberapa di antaranya menunjukkan kondisi medis tertentu, seperti dua bayi dengan infeksi telinga tengah (Otitis Media Akut), empat bayi yang lahir prematur, satu bayi dengan demam berulang, dan satu bayi tanpa faktor risiko khusus.

Prof Nyilo menjelaskan bahwa kegiatan ini difokuskan pada bayi sehat, bukan bayi dengan keluhan atau penyakit. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini gangguan pendengaran yang berpotensi menyebabkan keterlambatan bicara dan perkembangan komunikasi anak.

Baca Juga  Tangani Pasien Jantung Koroner, Pemkot Surabaya Sediakan Layanan Fast Track Chest Pain

“Dengan skrining ini, kita bisa mencegah gangguan pendengaran yang berdampak pada tumbuh kembang anak. Kegiatan ini diharapkan berkelanjutan agar kesehatan pendengaran dapat terus dipantau dari waktu ke waktu,” tambahnya

Selain menyasar bayi, tim juga melakukan pemeriksaan pendengaran bagi dewasa dan lansia. Dalam kegiatan ini, ditemukan satu pasien lansia dengan gangguan pendengaran berat yang direkomendasikan untuk menggunakan alat bantu dengar (ABD). Prof. Nyilo menegaskan, langkah tersebut menjadi pintu awal menuju program rehabilitasi pendengaran yang lebih menyeluruh.

“Ke depan, kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada skrining, tetapi berlanjut hingga penanganan, seperti penyediaan alat bantu dengar atau bahkan implan koklea bagi yang membutuhkan,” terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa pemeriksaan ini merupakan bagian dari program nasional “Cek Kesehatan Gratis” Presiden RI Prabowo Subianto, yang salah satu komponennya adalah pemeriksaan pendengaran di Puskesmas.

“Kami sudah melaksanakan kegiatan di beberapa lokasi di Kepulauan Kangean, dan ke depan kami berharap program ini terus berlanjut agar manfaatnya semakin luas bagi masyarakat di daerah kepulauan,” jelas Prof Nyilo.

Baca Juga  Yankes Bergerak Perkuat Langkah Jatim Menuju Eliminasi Kusta 2030

Sebagai tindak lanjut, tim berencana mengadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan lokal terdiri dari dokter, perawat, dan bidan agar mampu melaksanakan skrining pendengaran secara mandiri di wilayahnya masing-masing.

“Dengan pelatihan ini, masyarakat tidak harus menunggu kedatangan tim dari provinsi untuk bisa melakukan pemeriksaan. Tenaga kesehatan di Puskesmas bisa langsung membantu mendeteksi dini gangguan pendengaran,” pungkasnya.

Melalui kegiatan ini, tim Yankes Bergerak menunjukkan komitmen nyata dalam mendekatkan layanan kesehatan ke wilayah kepulauan dan memastikan tidak ada bayi yang terlewat dari deteksi dini gangguan pendengaran, selaras dengan upaya pemerintah provinsi mewujudkan Jawa Timur sebagai provinsi telinga sehat.

sigap88.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE