SURABAYA | SIGAP88 – Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak menggelar Sosialisasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut dengan tema ‘Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut Alur Pelayaran Barat Surabaya 2023’ pada Selasa(5/9)
Syahbandar Tanjung Perak ini menggugah kembali kesadaran para nelayan yang melaut beroperasi di perairan Madura, khususnya di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) demi kepentingan keselamatan pelayaran dan sekaligus memberi life jacket dan bantuan sembako kepada 100 nelayan.
Acara yang dibuka langsung oleh Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Capt. Heru Susanto itu dipandu oleh Kasie Tertib Bandar Yuliansyah dengan menghadirkan nara sumber AKBP Budi Sulistyanto, SH Kasubdit Patroli Polairud Polda Jatim, Nomor Widjayanto, S.Pi, M.Agr dari Dinas kelautan dan perikanan Pemprov Jatim, dan Kabid Keselamatan Berlayar Capt. Roni Fahmi disimak betul oleh 100 orang nelayan yang hadir di gelar di pelataran parkir kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak
“Pentingnya pemahaman keselamatan pelayaran bagi para nelayan itu adalah langkah awal terciptanya lalu lintas pelayaran kapal yang aman bagi setiap kapal yang melintas alur APBS baik dari dan keluar perairan Tanjung Perak” kata Heru
“Nelayan sebagai ujung tombak perikanan tangkap harus menyadari segala sesuatu berkaitan dengan keselamatan dalam melaut. Peralatan keselamatan menjadi perhatian penting untuk selalu dibawa dalam melaut,” ujarnya.
Untuk itu, Heru berpesan kepada seluruh nelayan khususnya yang hadir dalam sosialisasi bisa bersama-sama menggaungkan keselamatan pelayaran dengan menjadi nelayan yang profesional dengan selalu mengedepankan keselamatan yang senantiasa melengkapi diri alat keselamatan tatkala melaut.
“Alat keselamatan tetap harus dipakai selama melaut mencari ikan karena itu upaya melindungi diri di tengah laut,” pesan Heru.
Heru juga mengingatkan, bantuan life jacket ini bukan untuk dipajang di rumah biar tampak bagus tapi manfaatkan bantuan alat keselamatan ini untuk menunjang saat beraktivitas melaut meski sebagai nelayan (pelaut tradisional).
“Bantuan alat keselamatan ini upaya kita ikut menegakkan kedisiplinan nelayan memahami arti keselamatan dan keamanan transportasi laut sekalipun pelaut tradisional,” pungkasnya. (Don/red)