BLITAR | SIGAP88 – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur(Jatim) menyerahkan bantuan PLN Peduli kepada Perkumpulan Tenaga Kerja Purna & Keluarga (Pertakina) yang menaungi mantan pekerja migran dan keluarganya, berupa mesin jahit, alat tenun, dan pelatihan, untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas variasi produk dan pasar yang dapat dijangkau.
Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Srikandi PLN UID Jawa Timur, Cynthia Dewi Ariyani kepada Ketua Pertakina, Sulistiyaningsih. Tidak hanya memberikan bantuan peralatan, Srikandi PLN yang mewadahi pegawai perempuan di PT PLN (Persero) juga melakukan pelatihan mengenai pemasaran dan pengelolaan media sosial.
Bantuan pemberdayaan yang diberikan kepada mantan pekerja migran di Kabupaten Blitar ini didasari atas keinginan pegawai PLN dalam mendorong semangat perempuan untuk berdaya melalui program Srikandi Movement.
“Kami ingin lebih banyak lagi masyarakat yang melihat semangat dan jasa mantan pekerja migran untuk terus berdaya dan berkarya. Semangat ibu-ibu untuk tetap berkarya dan berdaya sampai saat ini melalui kegiatan kreatif ini bisa jadi refleksi agar kami di PLN juga bisa terus menebar manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Cynthia dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi sigap88.com , Rabu (29/11/2023).
Pembuatan tenun dan batik di Dusun Sanan, Desa Dayu, Ngegok, Blitar ini mampu memberdayakan 27 perempuan dan disabilitas untuk berkarya. Hasil karyanya dipasarkan melalui jejaring Rumah BUMN Blitar, pekerja migran dan mampu menjangkau pasar luar negeri seperti Jepang dan Australia.
Ketua Pertakina, Sulistyaningsih menyebutkan saat ini tenun dan batik sudah dapat dibeli pada Marketplace PLN Mobile dan pada tahun mendatang akan mulai menambah pasar daring lainnya untuk memudahkan akses pembeli dalam menemukan produk tenun maupun batik dengan lebih mudah.
“Alhamdulillah PLN terus peduli dengan keberadaan mantan pekerja migran ini sejak 2019. Sebelum ada uluran tangan dari PLN, desa kami ini tidak ditemukan di google map sekarang sudah menjadi lebih berdaya dan mandiri melalui tenun,” tutur Sulistyaningsih.
Pendampingan terus berlangsung melalui berbagai bantuan baik dengan pemberian alat produksi hingga pembangunan galeri untuk memasarkan produk. Bentuk dukungan lain yang diberikan PLN ialah melalui kesempatan dalam mengikuti pameran pada skala nasional untuk memperluas jangkauan pasar dari produk yang dihasilkan oleh mantan pekerja migran.
Melalui keterlibatan dan pendampingan sesama perempuan yang tergabung dalam Srikandi PLN, Cynthia berharap pekerja migran di Dusun Sanan ini terus bertumbuh.
“Harapannya lebih produktif, keuntungan lebih banyak, diperluas wilayah usahanya melalui penerapan ilmu digital marketing yang tadi disampaikan. Semoga efek domino-nya mampu meningkatkan perekonomian keluarga,” pungkas Cynthia.