
Informasi dalam berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental
Sumenep | SIGAP88 – Slamet seorang kakek warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, ditemukan meninggal dunia, Selasa (29/04) malam, sekira pukul 22.00 wib.
Diduga pria berusia 100 tahun itu bunuh diri, pasalnya ia ditemukan dengan posisi tergantung di atas pohon kamboja dengan seutas tali tampar.
Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti dalam keterangan tertulisnya mengatakan, bahwa tempat kejadian peristiwa (TKP) meninggalnya kakek Slamet di area tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Saluran Air, Desa Pamolokan, Kecamatan Sumenep Kota
“Korban pertama kali ditemukan oleh cucu menantunya, Rovi Al Qodir (18), yang saat itu baru pulang ke rumah bersama istrinya, Anis.” kata Widiarti, Rabu(30/4)
Widiarti menjelaskan bahwa, saat Rovi bersama istrinya, tiba dirumah korban, tidak menemukan korban di dalam rumah dan kemudian berinisiatif mencarinya ke belakang rumah, karena korban diketahui kerap duduk di area pemakaman yang berada di belakang kediaman.
Setibanya di lokasi, Rovi mendapati korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa, tergantung pada dahan pohon kamboja menggunakan tali tampar.
“Ia segera memberitahukan kejadian tersebut kepada Mubarokah, anak kandung korban, yang kemudian melaporkan peristiwa itu kepada warga sekitar dan selanjutnya kepada petugas Polsek Sumenep Kota.” Papar Widi.
Sementara itu, menurut keterangan keluarga, korban dalam beberapa waktu terakhir, korban sering mengeluh tidak bisa tidur, bahkan mengucapkan keinginan untuk mengakhiri hidup, serta menunjukkan perilaku berbicara tidak menentu.
“Korban juga sering menyendiri di area pemakaman karena merasa di tempat tersebut ia memiliki banyak “teman”. terangnya.
Selanjutnya, Polsek Sumenep Kota segera mendatangi dan mengecek TKP, melakukan koordinasi dengan keluarga, mencatat keterangan saksi, serta menyarankan agar jenazah dilakukan otopsi atau visum.
Namun pihak keluarga menolak dengan alasan tertentu dan menandatangani surat pernyataan penolakan.
Dalam pernyataan resmi, keluarga korban menyatakan menerima peristiwa ini sebagai takdir dari Tuhan Yang Maha Esa, tanpa adanya unsur kesengajaan dari pihak mana pun.
Keluarga juga menegaskan tidak akan menempuh jalur hukum terkait kejadian tersebut.
“Jenazah korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan secara layak dan kekeluargaan,” pungkasnya.