SUMENEP | SIGAP88 – Event spektakuler Madura Night Vaganza 2024 yang merupakan rentetan kalender event Kabupaten Sumenep menelan anggaran Rp 200 juta dari dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) tahun 2024.
Akan tetapi dengan anggaran besar tersebut pihak penyelenggara Event Organizer (EO) diduga memanfaatkan situasi dengan mengambil uang sewa stand kepada Pihan peserta sebesar Rp 1,5 juta
“Untuk menjadi peserta dalam pagelaran Madura Night Vaganza kami, harus membayar sewa stand sebesar Rp 1,5 juta,” ungkap S salah satu peserta. Kamis (05/09).
Menurutnya, even sebesar ini dan sudah menelan anggaran Rp 200 juta dari dana APBD masih mengambil sewa stand sebesar Rp 1,5 juta.
“Sedangkan fasilitas yang ada hanya listrik dan tenda,” ujarnya.
S juga menjelaskan bahwa, ada juga yang menyewa 2 stand jadi harus bayar Rp 3 juta belum biaya lainnya.
“Kalau di hitung sangat memberatkan bagi kami, karena kami tidak langsung menempati, harus buat dekorasi dan lainnya,” tuturnya
Parahnya lagi, para pelaku UMKM yang akan menyewa stand di Madura Night Vaganza harus membayar uang ratusan ribu.
Padahal program pemerintah daerah mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui UMKM. “Ini sudah tidak sesuai dengan program pemerintah daerah yang endak meningkatkan ekonomi masyarakat melalui UMKM,” tegasnya
Sugeng selaku EO event Madura Night Vaganza membenarkan jika sewa stand di event Madura Night Vagansaza biayanya 1,5 juta rupiah
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan menyampaikan bahwa pihaknya sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk event Madura Night Vaganza 2024 ini.
“Anggarannya sekitar Rp 200 jutaan mas. Sementara sewa lapangannya hanya Rp 500 ribu per hari. Karena ini 10 hari jadi nanti panitia hanya bayar Rp 5 juta, ” ungkap Mohammad Iksan.
Terkait hal tersebut, Ketua SMSI Sumenep, Wahyudi ikut menyoroti soal penarikan sewa stand hingga Rp 1,5 juta per tenda itu.
“Acara Madura Night Vaganza ini kan sudah ada anggarannya sebesar 200 juta rupiah. Lalu buat apa masih ada pendaftaran atau sewa tenda hingga Rp 1,5 juta, ” katanya kepada media ini.
“Parahnya lagi pelaku UMKM lokal juga masih di tarik biaya hingga ratusan juta. Padahal tendanya khusus UMKM itu sepertinya milik Bank Jatim dan saya tidak yakin panitia sewa, pasti itu pinjam, ” paparnya
Wahyu panggilan karibnya menduga event yang diselenggarakan Pemkab Sumenep itu hanya jadi ‘bancakan’ sebagai ladang bisnis oknum panitia.
“Coba saja kita hitung stand OPD dan Camat saja sekitar 77 stand kalau dikalikan Rp 1,5 juta itu sudah 115 juta lebih, belum lagi yang stand UMKM. Maka jelas untungnya bisa ratusan juta rupiah, ” pungkasnya.