JOMBANG | SIGAP88 – Di tengah gempuran arus modernisasi, nafas segar kebudayaan berembus kencang dari Jombang.

Ribuan pasang mata, mulai dari anak-anak KB hingga siswa SMP, memadati pelataran Perguruan Muhammadiyah Desa Mentoro, Sumobito, pada Sabtu (27/9) dalam acara akbar GELAR BUDAYA “WAYANG MASUK SEKOLAH.”

Acara yang melibatkan KB dan RA Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA), SD Muhammadiyah 1, serta SMP Muhammadiyah 3 ini, menjadi bukti nyata ikhtiar melestarikan warisan leluhur.

Wayang, yang telah diakui UNESCO sebagai
Warisan Budaya Tak Benda, diletakkan sebagai fondasi karakter pelajar Jombang.

Bupati Jombang Warsubi, yang hadir penuh antusias, menegaskan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh tercerabut dari akar budaya bangsa.

Baca Juga  Wakil Bupati Sumenep Tinjau Langsung Warga Kepulauan Sapudi Terdampak Gempa Bumi

Ia mengapresiasi program ini sebagai gerakan mulia untuk memperkenalkan dan melestarikan seni wayang di lingkungan sekolah.

”Ini adalah gerakan mulia yang bertujuan memperkenalkan serta melestarikan seni wayang sebagai budaya bangsa di kalangan generasi muda,” tutur Warsubi

Warsubi menekankan bahwa wayang bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan luhur nilai-nilai kemanusiaan.

“Di dalam kisah-kisah pewayangan, ada banyak pelajaran tentang budi pekerti, keberanian, persaudaraan, pengorbanan, dan cinta tanah air,” jelasnya.

Warsubi menepis anggapan bahwa generasi muda harus memilih antara teknologi atau tradisi.

Justru, kecintaan pada budaya sendiri harus menjadi fondasi kokoh di tengah derasnya arus globalisasi.

“Jangan sampai warisan luhur ini hilang ditelan zaman atau tergeser oleh budaya modern dari luar. Justru kita harus bangga, karena bangsa kita punya karya seni yang sudah berabad-abad menjadi tuntunan hidup bagi masyarakat,” tandasnya, seraya berharap dari kegiatan ini akan lahir dalang-dalang muda yang mampu melestarikan budaya masa depan Jombang.

Baca Juga  Harhubnas 2025, KSOP Kelas IV Kalianget Tekankan Pentingnya Sinergi Antar Instansi

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Jombang, M Ali Said, menegaskan komitmen organisasinya dalam pelestarian budaya lokal.

”Wayang memang sedang mengalami gejala penurunan minat. Tapi Alhamdulillah, Muhammadiyah tidak alergi dengan budaya, termasuk wayang. Justru kami mendukung pelestarian budaya lokal yang memiliki nilai edukatif dan moral,” kata Said.

Ia menjelaskan, kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini adalah hasil dukungan dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta Lembaga Seni Budaya (LSBU) Muhammadiyah. SD Muhammadiyah 1 Mentoro menjadi satu-satunya sekolah dasar Muhammadiyah di Jombang yang mendapat kesempatan menghadirkan pertunjukan budaya ini sebagai bagian dari penguatan pendidikan.

Baca Juga  Lomba Karapan Sapi Piala Bupati Sumenep Segera Digelar, Ini Jadwalnya

Gema gending dan bayangan wayang yang menari di layar putih menjadi janji untuk mencetak karakter generasi muda Jombang yang berakhlak, kreatif, dan berbudaya, yang senantiasa membumi dengan budaya sendiri, sebelum mengenal budaya bangsa lain.

sigap88.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE