Sumenep | Sigap88 – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Madura, Jawa timur melakukan Surveilens Sundromik untuk mengantisipasi masuknya Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) terhadap hewan ternak.
Pengawasan dan Surveilens Sindromik, dilakukan guna mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis, seperti wabah PMK.
Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto menyampaikan, sampai saat ini ternak yang ada di Kabupaten ujung timur pulau Madura (Sumenep) ini masih bebas dari wabah PMK.
“Hasil dari pengawasan atau Surveilens tidak ditemukan hewan ternak yang terkena wabah PMK,” kata Kepala DKPP Arif. Rabu (11/05).
Namun, upaya pencegahan dan pengendalian kami lakukan agar tidak ada kasus terkonfirmasi dalam penyebaran virus untuk hewan ini yang ada di Sumenep.
Arif menegaskan, untuk mengantisipasi hal tersebut maka pihaknya melakukan penghentian pengiriman hewan dari luar Madura, yang tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus PMK.
“Untuk mengendalikan semua itu kami tidak mengeluarkan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), bahkan melakukan sindromik surveillance (surveillance klinis) berbasis Desa, agar bisa diketahui sebaran kasusnya,” tegasnya
Akan tetapi, kalau ada hewan yang mempunyai gejala sakit maka akan dilakukan karantina dan isolasi wilayah, serta dilakukan pengobatan secara intensif agar tidak ada penyebaran.
“Apabila ada hewan yang mengalami sakit maka dilakukan penguatan dengan cara
memberikan formalin 4 persen pagi sore, pemberian obat antibiotik, analgesik dan vitamin. Termasuk disenfektan,” ujarnya
Bahkan, Arif menyampaikan, petugas yang melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan terhadap ternak diharuskan menerapkan Biosafety yang meliputi ganti sarung tangan, cuci dan semprot sepatu dengan desinfektan, cuci tangan dan ganti masker.
Petugas,melakukan pendataan yang berbasis Desa. “Para petugas lapangan harus mendata mulai dari hewan, sakit, diobati, sembuh dan mati sebagai pengendalian,” pungkas Arif.