Sulistheo Wibowo, SKM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur beserta tim saat melakukan sosialisasi ke Lapas Klas 3 Arjasa Kangean

SUMENEP | SIGAP88 – Pemprov Jatim terus memperkuat langkah penanggulangan penyakit kusta melalui kegiatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Bergerak yang menjangkau wilayah kepulauan dan daerah terpencil.

Program ini menjadi salah satu upaya penting dalam mempercepat deteksi dini kasus baru sekaligus mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di kawasan kepulauan seperti Kangean, Kabupaten Sumenep.

Sulistheo Wibowo, SKM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa penanggulangan kusta membutuhkan sinergi lintas sektor agar target eliminasi pada tahun 2030 dapat tercapai.

“Kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dari berbagai aspek. Karena itu, dibutuhkan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat, untuk mempercepat penemuan kasus baru serta mengurangi stigma terhadap penderita.” ujar pria yang akrab disapa Theo Rabu (22/10/2025).

Penyakit kusta, ungkap Theo, termasuk dalam kelompok Neglected Tropical Diseases (NTD) atau penyakit tropis terabaikan. Berdasarkan data The Global Health Observatory WHO (2021), tiga negara penyumbang 74 persen kasus baru kusta di dunia adalah India, Brazil dan Indonesia. Indonesia menempati posisi ketiga dengan 14.376 kasus, di bawah India (107.851 kasus) dan Brazil (22.773 kasus), disusul Kongo (3.945 kasus) dan Bangladesh (3.639 kasus).

Baca Juga  Puskesmas Gili Genting Terapkan Pola Dasar Pencapaian Vaksinasi ORI

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2024, Jawa Timur menjadi penyumbang kasus baru kusta terbanyak di tingkat nasional dengan persentase 15,9 persen.

Kasus terbanyak ditemukan di wilayah Tapal Kuda (10 kabupaten/kota) dengan kontribusi 65,88 persen atau 1.421 kasus, termasuk 53 kasus anak dan 134 kasus cacat tingkat 2, yang menandakan masih terjadinya keterlambatan penemuan dan penanganan di lapangan.

Theo nenuturkan, kegiatan ini berperan penting dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan hingga ke pelosok. “Kegiatan Yankes Bergerak menjadi momentum penting untuk memetakan kembali daerah endemis kusta, terutama di wilayah kepulauan seperti Sumenep. Dari sini, kita bisa menyiapkan strategi yang lebih tepat sasaran.” terangnya.

Baca Juga  Pemkab Sumenep Gelar Pameran Museum, Sedot Wisatawan dan Tingkatkan Ekonomi

Permasalahan yang masih dihadapi antara lain belum optimalnya dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan karena kusta belum menjadi program prioritas, masih terjadinya penularan di masyarakat, keterlambatan penemuan kasus baru, serta minimnya keterlibatan dokter praktik mandiri dan klinik swasta di daerah endemis.

“Stigma sosial terhadap penderita kusta masih menjadi hambatan dalam upaya penemuan kasus di masyarakat,” ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melakukan berbagai strategi seperti advokasi kepada stakeholder, penemuan kasus baru secara masif, dan peningkatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) bagi kontak erat penderita.

Upaya ini juga diintegrasikan dengan program kesehatan lain seperti CKG/PKG, disertai peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan pembentukan jejaring dengan DPM serta klinik swasta guna mempercepat deteksi dan rujukan kasus.

Selain itu, promosi kesehatan di desa-desa endemis terus digalakkan untuk mengedukasi masyarakat dan menghapus stigma terhadap penderita.

Kabupaten Sumenep, sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Jawa Timur, telah melaksanakan berbagai program seperti promosi kesehatan, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, penguatan surveilans, tatalaksana kasus, serta pemberian POPM sejak tahun 2015.

Baca Juga  Unit Gakkum Satlantas Polres Sumenep Berhasil Amankan Kasus Tabrak Lari

Meski demikian, pelaksanaan POPM di wilayah kepulauan masih perlu ditingkatkan. Dalam kegiatan PKB kali ini, dilakukan pemetaan lokus kusta di sejumlah wilayah yang direncanakan menjadi sasaran kegiatan POPM pada 21–22 Oktober 2025, yaitu Dusun Sumur Kongo Desa Timur Jang-jang dan Dusun Polai Tinggi Desa Daandung.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berharap, dengan pelaksanaan kegiatan yang berkesinambungan, cakupan layanan yang merata, serta komitmen kuat dari seluruh stakeholder, target eliminasi kusta di Jawa Timur tahun 2030 dapat diwujudkan.

“Dengan komitmen bersama, kita optimistis Jawa Timur bisa bebas kusta bukan hanya sebagai target, tetapi menjadi kenyataan.” pungkas Theo.

sigap88.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE