SURABAYA | SIGAP88 – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan, pada Kamis (25/1/2024). Kegiatan ini sebagai cara untuk memeringati hari gizi nasional ke-64, yang kali ini bertajuk ‘MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting’.
Penyuluhan kesehatan dengan tema tersebut dilaksanakan di ruang rawat inap anak, poliklinik tumbuh kembang anak, dan ruang rawat bersalin, diikuti oleh para pasien dan keluarga pasien. Tujuan kegiatan terfokus untuk mendukung program nasional dalam mencegah stunting, dengan kegiatan berupa sosialisasi tema hari gizi kepada para pasien dan keluarga pasien.
Kepala Instalasi Gizi RSUD Haji Jatim, Unjiati, Jumat,(26/1) mengatakan, kegiatan dilakukan dengan memberikan edukasi terkait Makanan Pendamping (MP) ASI, kepada pasien-pasien yang berkunjung ke RSUD Haji Jatim.
“Penyuluhan diberikan terutama kepada para ibu, supaya mereka tahu bagaimana memenuhi kebutuhan gizi dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau disingkat HPK, terutama saat bayi sudah mulai menerima MP-ASI, yaitu usia 6 bulan. Karena pada 1000 HPK ini, menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi, apabila gizi terpenuhi maka stunting dapat dicegah.” jelas Unjiati, yang juga sekaligus sebagai Dietisien RSUD Haji Jatim itu
Untuk pencegahan stunting, Unjiati menerangkan, sebenarnya pemberian gizi tidak hanya dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) saja tapi juga sebelum para ibu hamil. “Pada 1000 hari pertama kehidupan mulai bayi tumbuh di dalam rahim, gizi ibu harus kita perhatikan supaya anak memiliki tumbuh kembang yang baik,” terang Unjiati.
Unjiati menyebutkan, pemberian gizi yang diberikan kepada anak, diutamakan makanan yang mengandung protein hewani. Karena, protein hewani itu memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan sebagai zat pembangun sel-sel tubuh, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi optimal.
Selain protein tinggi, Unjiati memaparkan, dalam lauk hewani terdapat zat-zat gizi lainnya yang sangat penting untuk kesehatan sistem pencernaan, seperti zink, zat besi, dan vitamin A.
“Konsumsi lauk hewani, selain kandungan protein yang tinggi, juga mengandung mineral zinc, zat besi, dan vitamin A, yang penting untuk kesehatan sistem pencernaan, sehingga zat-zat gizi dalam makanan dapat diserap dengan baik. Dengan begitu kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, tidak terjadi stunting,”papar Unjiati.
Selain untuk memberikan edukasi terkait pemberian MP-ASI pada bayi, Unjiati menuturkan, edukasi juga diberikan kepada para ibu yang masih menyusui untuk mengonsumsi makanan yang kaya protein hewani atau makanan dengan gizi seimbang.
“Untuk memproduksi ASI yang cukup, para ibu juga harus makan makanan bergizi cukup supaya kualitas ASI-nya bisa memenuhi kebutuhan bayi. Jika ibunya sehat maka akan dapat memberikan ASI nya selama 2 tahun. Jadi, suksesnya program menyusui selama dua tahun tidak hanya fokus kepada bayinya, tapi juga ibunya yang memberikan ASI. Agar ASI berkualitas, para ibu nutrisinya harus bagus,” tutur Unjiati.
Untuk mensukseskan keberhasilan menyusui Bagi para ibu menyusui RSUD Haji Jatim ini memiliki program unggulan, yaitu inovasi yang dinamakan ‘Pak Haji Unggul’. yaitu Program ASI Eksklusif RSUD Haji Menuju Generasi Unggul. Program tersebut memberikan pendampingan dan bimbingan kepada ibu yang baru melahirkan, sehingga dapat mengetahui pentingnya pemberian ASI, manfaat ASI, dan cara memberikan ASI dengan benar.
“Untuk menjalankan inovasi tersebut, dilakukan kolaborasi antar dokter, perawat, bidan, dan ahli gizi, sehingga dapat berjalan dengan baik. Jadi edukasi dimulai dari ibu melahirkan supaya dapat melaksanakan inisiasi menyusui dini sampai nanti memberikan ASI-nya selama dua tahun. Selain itu edukasi bagaimana memberikan makanan dengan baik supaya tidak terjadi anak dengan kekurangan gizi,” ungkap Unjiati.
Unjiati berpesan, kepada masyarakat, agar turut bersama-sama menyukseskan program pemerintah dalam melakukan pencegahan stunting terutama melalui gizi.
“Apalagi ini momentum hari gizi nasional, kita harus bisa membudayakan masyarakat untuk membiasakan makan makanan yang mengandung protein tinggi terutama bagi bayi usia 6 bulan dengan MP-ASI, maupun untuk ibu menyusui agar bisa menyusui sampai 2 tahun. Sehingga bayinya nanti bisa menjadi generasi yang sehat dan berkualitas,” pungkasnya.(*)