Sumenep | SIGAP88 – Rektor Universitas Bahaudin Mudhary Maduar (UNIBA) Prof Rachmat Hidayat memberi sambutan saat pelaksanaan Pra-Kongres Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep ke-IV yang bertempat di gedung aula FEB UNIBA
Rachmat selaku Rektor UNIBA dalam penyampaiannya mengatakan agar semua mahasiswa bisa mengambil peran, bukan cuman sekedar pembaca berita saja, serta bukan hanya sebagai pelengkap komentar para tokoh politik yang ada di Indonesia
“Jadi jangan hanya menjadi pembaca saja, tapi harus jadi pemikir bagi bangsa juga, karena peran pemuda khususnya mahasiswa sangat penting bagi bangsa ini”. kata Rachmat. Sabtu (21/1)
Berbicara tokoh-tokoh politik di Indonesia dilihat dari ketua Partai, menurut Rachmat, koordinator BEM Sumenep tidak kalah dengan para ketua Partai al-fidatuh
“Insya allah kalau disandingkan dengan Muhaimin Islandar yang katanya merupakan calon Presiden untuk Madura insya Allah BEM Sumenep tidak akan kalah, tapi yang penting bukan hanya jadi pelengkap, melainkan harus jadi aktor bagi bangsa ini agar bisa maju”. terangnya
Dalam kesempatan itu koordinator BEM Sumenep Norhayat juga menyampaikan, BEM Sumenep dalam momentum Kongres tidak pernah menyelenggarakan Pra-Kongres dan hari ini teman-teman universitas yang mendesain untuk menyiapkan kongres ini secara matang
“Sangat luar biasa dari teman-teman UNIBA, dan saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh seluruh Presma seKabupaten Sumenep dari kesulitan dan solidaritasnya untuk terus bersama-sama memajukan mahasiswa di kabupaten Sumenep”. ungkapnya
Solidaritas dan soliditas sudah sangat terlihat, dengan berkumpulnya mahasiswa seKabupaten Sumenep di UNIBA yang kurang lebih 500 mahasiswa
“Jadi yang sebelumnya biasanya sekitaran puluhan mahasiswa, saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat, artinya rasa gairah memperjuangkan kabupaten Sumenep benar-benar semakin maju dan berdaulat yang tentunya lahir melalui mahasiswa”. jelasnya
Kemudian peran mahasiswa juga bisa mengangkat bagaimana aktualisasi arah gerak mahasiswa menuju Sumenep berdaulat ini merupakan bentuk rentetan dan awalan dari beberapa taputra hidita
“Perlu saya tegaskan, terkait kawalan untuk berkelanjutan aliansi BEM Sumenep yaitu tentang kemiskinan, karena kabupaten kita saat ini masuk pada projek kemiskinan ekstrim di Indonesia. Dari 7 Provinsi di Jawa Timur, dan di Jawa Timur ada 5 Kabupaten yang salah satunya Sumenep”. tegasnya
Sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia bahwa, 2024 kemiskinan di Indonesia harus terhapuskan, bahkan 1 orang sekalipun tidak ada yang miskin, dan mungkin Kabupaten Sumenep saat ini turun, namun masih tercatat Kabupaten termiskin
“Ada sekitar 206 ribu jiwa di kabupaten Sumenep yang masih di kategorikan miskin, jadi literasi ini harus dihidupkan oleh mahasiswa, tentunya sebagai identitas diri mahasiswa”. tuturnya
Terakhir Norhayat berharap perlanjutan pengawalan diskusi ini bisa terus berkelanjutan, dan mahasiswa harus mempunyai prinsip mempertahankan yang lama tapi baik, baru yang lebih baik
“Jadi ini merupakan evaluasi bersama untuk menghadapi pergeseran yang sangat signifikan, yang artinya kekuatan mahasiswa ini sudah mulai lemah, jadi ini harus disadari dan kita menyadari”. tutupnya