Sumenep | Sigap88 – Dear Jatim (Demokrasi Aspirasi Rakyat Jawa Timur) bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), beserta segenap distributor penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumenep menggelar Audiensi.
Audiensi yang mengambil tema “Pupuk terpenuhi sukseskan Ketahanan Pangan” yang berlangsung di ruang rapat kantor DKPP setempat. Rabu (07/12).
Ketua Dear Jatim Korda Sumenep Mahbub Junaidi, menyampaikan, permasalahan pupuk di Kabupaten Sumenep setiap tahun problemnya sama, yaitu kelangkaan pupuk atau kekurangan pupuk.
Hal ini harus segera diselesaikan oleh pemangku kebijakan, Bupati dan Dinas terkait serta KPPP(Kelompok pengamat, Peneliti, dan Pemerhati). “Ini harus diselesaikan oleh pemangku kebijakan, agar petani tidak selalu berteriak tentang pupuk,” kata Ketua Dear Jatim
“Permasalahan ini harus segera di selesaikan, karena di tengarai ada permainan oleh pelaku-pelaku pupuk, mulai dari tingkat distributor sampai kelompok tani,” terang Mahbub
Dari hasil audiensi tersebut Dear Jatim dengan DKPP Sumenep akan melakukan kordinasi dan bersinergi dalam permasalahan ini.
“Kami dengan Kepala DKPP Sumenep akan bersinergi untuk mengawal hak uni, karena petani mempunyai peran besar dalam sumbangan PAD (Pendapatan Hasil Daerah),” paparnya
Dirinya berharap, KPPP melakukan pemantauan karena dari hasil pemantauan di lapangan ada beberapa petani yang mendapatkan harga pupuk lebih dari harga HET (Harga Eceran Tertinggi).
Sementara itu, kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto, S. Tp, M.SI, menyampaikan terima kasih kepada Dear Jatim yang telah memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang tergabung dalam Dear Jatim yang telah peduli tentang permasalahan yang dialami oleh kami dan petani.
“Sebetulnya bukan kelangkaan, karena memang alokasi kita sangat jauh dari kebutuhan yang kita usulkan,” kata kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto.
Dijelaskan oleh Arif, RDKK (Tencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) ada usulan untuk pupuk jenis Urea 43.414 000 ton, yang teralokasi 31.267.000 ton. “ada kekurangan 12.147.000,” ucapnya
Sedangkan di bulan Agustus ada evaluasi sehingga di bulan September ada realokasi (Pengurangan). “pupuk Urea mendapat pengurangan 5.992 ton,” jelasnya.
Kita juga dikurangi untuk jenis pupuk NPK phonska sebanyak 5.082. ton dan di bulan November Provinsi mengurangi kembali dari pusat sebanyak 28 ribu ton.âAlhamdulillah kita tidak ada pengurangan lagi, dan ada tambahan NPK Phonska namun hanya 20 ton,” paparnya.
“Jadi, terjadinya kekurangan pupuk di petani disebabkan oleh pengurangan alokasi pupuk dari provinsi,” imbuh Arif.
“Saya berharap dengan Dear Jatim untuk ikut andil dalam memberikan input solusi terhadap permasalahan pupuk ini, dan ini merupakan bentuk dorongan Dear Jatim dalam mensukseskan ketahanan pangan Nasional,” pungkasnya