Sumenep | Sigap88 – APMS Duta Energi Sapeken ditengarai menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kepada pengguna langsung dengan tidak menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Sebab fakta dilapangan penjualan BBM jenis solar yang seharusnya di jual seharga Rp 6.800 sesuai HET malah dijual seharga Rp 7.500.
Sementara pihak Forpimka Sapeken beberapa waktu yang lalu telah memfasilitasi pertemuan APMS dengan forum komonikasi masyarakat desa Sapeken(FKMDS), dan nelayan tentang penjualan BBM yang harus sesuai dengan HET.
“Beberapa waktu lalu pihak Forpimka Sapeken memfasilitasi pertemuan antara APMS dengan FKMDS dan Nelayan mengenai harga BBM,” kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sapeken Nurullah, SH saat dihubungi melalui sambungan teleponnya. Selasa (11/10).
Dirinya menyampaikan, dari hasil pertemuan tersebut disepakati bahwa APMS akan mengikuti ketetapan harga dari pemerintah sesuai HET seharga Rp 6.800.
“Pihak APMS dan FKMDS serta nelayan dengan disaksikan oleh Forpimka Sapeken menyepakati penjualan BBM jenis solar sesuai HET Ro 6.800,” jelasnya.
Namun, kata Nurullah, kalau ada ketidak sesuaian harga di lapangan kami tidak mengetahuinya. “Kami tidak tahu kalau ada perbedaan harga di lapangan yang tidak sesuai dengan kesepakatan yang di ambil sewaktu pertemuan waktu lalu,” jelasnya.
Dijelaskan pula oleh Nurullah bahwa, Pertamina menyuplai BBM ke APMS sampai ke tempat atau ke Dispenser, jadi tidak ada biaya lagi yang dikeluarkan oleh APMS.
Sementara itu, ketua FKMDS menyampaikan bahwa, bukan rahasia lagi, APMS menjual BBM jenis solar di atas HET.
Salah satu nelayan oncor membenarkan bahwa dirinya setiap membeli solar ke APMS Duta Energi dengan harga Rp 7.500. “Saya setiap hari membeli solar untuk kebutuhan memancing setiap hari 10 liter dengan harga Rp 7500/liter,” ujarnya
Sedangkan, pengurus APMS Duta Energi Sapeken saat ditemui oleh media ini menyampaikan, pihaknya menjual BBM jenis solar sesuai dengan HET Rp 6800.
“Kami menjual BBM sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah seharga Rp 6800,” ujarnya
