Pamekasan | Sigap88 – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengajak kepada para anak muda untuk lebih mencintai bahasa Madura.
Hal itu disampaikan saat dirinya menghadiri acara diskusi kelompok revitalisasi bahasa daerah Madura pada hari Senin 20 Maret 2023 yang digagas Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur di Mandhapa Aghung Ronggosukowati Pamekasan.
“Sebagai orang asli Madura, kita jangan malu berbahasa Madura, karena bahasa itu merupakan bahasa Ibu,” kata Bupati Pamekasan yang akrab di sapa Mas Tamam.
Menurutnya, saat ini baik di kota maupun di pelosok desa para orang tua telah menerapkan bahasa Indonesia kepada anak anaknya, sehingga para anak yang merupakan penerus kita sudah tidak paham kepada bahasa kita sendiri (Madura).
Saat ini banyak anak muda yang tidak tahu tentang bahasa lokal Madura, “Bahasa Madura mempunyai tingkatan tingkatan seperti bahasan persahabatan, bahasa kepada yang lebih tua, dan bahasa kepada guru serta orang tua,” jelasnya.
Maka, kita harus menyikapi fenomena ini, dengan memberikan ruang kepada anak muda untuk lebih mencintai bahasa lokal. “Bahasa Indonesia memang wajib untuk dipahami karena sebagai alat komunikasi kita sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya
“Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi Nasional baik, namun kita sebagai orang tua wajib memberikan asupan bahasa Madura kepada anak kita yang merupakan bahasa kebanggaan sebagai orang Madura,” terangnya.
Mas Tamam menjelaskan, bahasa Madura memiliki banyak tingkatan yang harus diketahui oleh anak-anak muda Madura agar tidak kehilangan jati diri sebagai warga Madura.
“Kekayaan lokal ini jangan sampai hilang tergerus oleh perubahan zaman, oleh karena itu orang tua memiliki peran besar melestarikan bahasa daerah ini dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Madura yang baik dan benar kepada anak-anaknya,” ungkap dia.
Mas Tamam mengakui bahwa bahasa Madura yang ada di empat Kabupaten ini memang berbeda, dari ejaannya dan cara penyampaiannya, dari hal itu menunjukkan kekayaan lokal Madura yang harus dilestarikan, dengan baik agar, anak cucu mengetahui warisan nenek moyang kita dahulu.
“Dengan melestarikan bahasa lokal Madura, kita sudah melestarikan ragam budaya yang ada di Indonesia,” tuturnya.
“Bahasa lokal Madura tidak boleh tergerus oleh perkembangan revolusi industri yang pesat saat ini, sehingga kita wajib memupuk bagaimana anak kita memiliki kepedulian melestarikan bahasa lokal Madura, karena kalau tidak ditanamkan rasa kepedulian, lambat Laun bahasa kita akan hilang seiring dengan perkembangan revolusi industri,” imbuhnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dari empat kabupaten di Madura, musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) dari empat kabupaten, perwakilan kelompok literasi dan beberapa komunitas dari Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Kabupaten Pamekasan sebagai tuan rumah.