Sumenep | SIGAP88 – Universitas Bahaudin Mudhary Madura (Uniba) kembali menggelar acara bedah buku yang berjudul “Sumenep Dalam Bingkai Adat Keraton” yang bertempat di Edutorium Jhaga Tembha pada hari Kamis, 26 Oktober 2023
Tadjul Arifien R yang merupakan sejarawan sekaligus penulis buku yang berjudul “Sumenep Dalam Bingkai Adat Keraton”, menjelaskan bahwa masih banyak hal-hal yang perlu di pelajari tentang bahasa Madura, karena masih banyak bahasa Madura yang belum diketahui oleh orang
“Jadi jangan mengaku budayawan kalau tidak tahu salah satu contoh bahasa Madura seperti, semba nengkonga adat”, kata Tadjul, Kamis (26/10)
Dirinya juga terkadang mengeluh kepada pemerintah tentang pengembangan bahasa Madura, karena sangat perlu di tingkatkan, seperti andhep asor, tatak rama karaton, dan bukan hanya tahu tentang bahasa bhapak bhabuk ghuru rato saja
“Sebab mereka saya yakin tidak tahu siapa yang menciptakan, serta siapa yang mengatakan itu, dan perlu semua orang tahu bahwa itu di katakan oleh Bahaudin Kiyai Aryo Kusumo Negoro”, terangnya
Sementara itu, menurut Akh Sofyan, selaku pembanding I menyampaikan, setiap orang yang memilih hidup didalam dunia akademik (akademisi), seperti dosen, guru, bahkan mahasiswa tidak boleh mengabaikan kegiatan menulis
Jadi karir mahasiswa, karir seorang akademisi lebih banyak dibutuhkan dalam kemampuan menulis, karena bagi mahasiswa sendiri tidak akan cepat lulus apabila tidak suka atau bahkan tidak tahu menulis
“Bahkan seorang dosen sekalipun tidak akan bisa jadi Profesor (Guru Besar) kalau tidak punya karya tulis, sebab pinter tidak akan terlalu pinter, namun kalau bisa menulis sudah jelas akan mampu menjadi Profesor”, jelasnya
Oleh karena itu, ungkap Sofyan, kalau berbicara tentang budaya Madura,
Budayawan Tadjul Arifien sosok yang pas dan merupakan sebuah berkah bagi Sumenep.
“Karena dengan adanya beliau budaya, Sumenep bisa di ungkap, dan banyak di dokumentasikan” kata Sofyan
Sebab budaya itu, sambung Sofyan akan hilang, lalu di lupakan apabila tidak ada salah satu orang pun peduli, yang kemudian di implementasikan dalam karya tulis.
“Nah dengan adanya bapak Tadjul ini yang memiliki kemampuan menulis sekaligus budayawan saya kira sebuah anugrah bagi kita semua, karena melalui karya-kerya beliau kita bisa tetap tahu tentang bahasa, sejarah, serta budaya di Kabupaten Sumenep”, ungkapnya
Selain itu, ditempat yang sama, pembanding II, Ach. Raisul Kawim selaku sekretaris Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sumenep menjelaskan, bahwa jendela dunia adalah membaca, karena tanpa membaca, tanpa melihat dunia dengan era digitalisasi maka sama halnya tidak ada gunanya
“Maka dari itu, ketika para penulis, serta para milenial lebih suka membaca hanya berapa persen saya rasa lebih ditingkatkan lagi, karena sangat penting sekali, apalagi membaca terkait sejarah atau budaya daerah, khususnya Kabupaten Sumenep”, pungkasnya