Sumenep | Sigap88 – SMAN 1 Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tidak bisa mendaftar menjadi sekolah yang mengikuti Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dikarenakan kepala sekolah nya masih Plt (Pelaksanaan Tugas).
Plt SMAN 1 Sapeken Drs Sulaiman, M.Pd menyampaikan, saat ini di SMAN Sapeken tetap menerapkan K13 tidak menerapkan Kurikulum Merdeka. “SMAN Sapeken tidak bisa mendaftarkan ke IKM, karena kepala sekolahnya masih Plt,” kata Sulaiman, Plt kepala sekolah SMAN Sapeken
Disampaikan oleh Kepala sekolah SMAN Sapeken bahwa letak geografi kecamatan yang terdiri dari 11 Desa dan tersebar di 19 kepulauan yang berpenghuni mengakibatkan sangat besar kendalanya dalam peraihan siswa.
Dia mengatakan, masyarakat Kecamatan Sapeken banyak yang menginginkan anaknya masuk ke Pondok Pesantren (Ponpes).
Selain itu kendalanya di Kecamatan Sapeken dikarenakan berada di beberapa kepulauan sehingga, siswa harus mengeluarkan biaya kos bagi anak yang akan sekolah di SMAN Sapeken.
“Dibeberapa Desa atau kepulauan ada juga sekolah setingkat dengan SMA, sehingga dimungkinkan anak keluaran SMA dan sederajat sekolah di tempat terdekat demi tidak menambah biaya kos,” ucapnya.
Namun, kami tetap berupaya untuk meningkatkan perolehan siswa dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
“SMAN Sapeken untuk ajaran tahun 2022/2023 telah menerima siswa baru sebanyak 80 siswa dengan target 4 kelas dan kapasitas setiap kelas 36 siswa,” ujarnya.
Tapi, ada peningkatan dalam perolehan siswa baru dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. “Kami tetap berupaya bagaimana SMAN Sapeken ini menjadi Sekolah favorit di kecamatan Sapeken dengan meningkatkan kinerja dan kualitas pendidikan,” pungkasnya
Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Sumenep Syamsul Arifin membenarkan bahwa, SMAN 1 Sapeken tidak bisa mendaftarkan ke IKM dikarenakan kepala SMAn 1 Sapeken masih Plt
“SMAN 1 Sapeken tidak bisa mendaftarkan diri ke IKM dikarenakan kepala sekolahnya masih Plt dan kendala internet,” katanya.